Kamis, 13 Desember 2012

Ada Penganut Syi'ah dalam Kepengurusan MUI Pusat

 Ada Penganut Syi’ah dalam Kepengurusan MUI Pusat?

DR. Khalid Al-Walid ©ferrydjajaprana
Dikutip dari Islampos, Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat KH. Cholil Ridwan, menjelaskan bahwa organisasinya kini sedang melakukan evaluasi atas dugaan adanya seorang tokoh Syiah dalam kepengurusan MUI pusat. Hal ini mengemuka setelah tokoh tersebut datang ke Sampang atas nama MUI pusat, mendesak dicabutnya fatwa sesat Syiah dari MUI Jatim.
“Padahal dia datang bukan atas nama MUI pusat dan tidak membawa perintah apapun,” tandasnya dalam kegiatan Forum Indonesia Peduli Suriah di kantor DDII Jakarta Selasa, (11/12/2012)

KH Kholil menambahkan, pihaknya sudah meminta keterangan terkait sikap oknum MUI tersebut. MUI sendiri memiliki bukti berupa kepengurusan dalam sebuah kelompok Syiah di Indonesia.
“Tapi dia bersumpah bukan Syiah, inilah sulitnya kita bergaul dengan orang Syiah karena mereka punya akidah taqiyyah demi menyelamatkan pribadinya,” tegas KH. Cholil.
Dalam tubuh MUI sendiri, perdebatan mengenai status akidah Syiah sudah selesai. KH. Maruf Amin sebagai ketua harian MUI mengatakan Syiah masuk dalam 10 kategori kelompok sesat. Namun hingga kini, KH. Kholil mengaku masih menunggu keluarnya fatwa sesat terhadap ajaran Syiah dari MUI pusat.
“Karena MUI Pusat sudah mengeluarkan 10 kriteria fatwa sesat dan Syiah di Sampang sudah masuk kriteria sesat,” tegasnya.
Jika anggota tersebut terbukti sebagai pengikut Syiah, maka MUI tidak segan-segan untuk memberikan sanksi tegas berupa pemecatan dari kepengurusan anggota MUI.
“Jika terbukti Syiah, kita akan makzulkan,” pungkasnya.
Siapa Pengurus MUI Penganut Syiah?
Dari penelusuran Fimadani, pengurus MUI yang terindikasi sebagai penganut Syiah adalah DR. Khalid Al-Walid. Ia adalah alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom, yang judul desertasinya di UIN Syarif Hidayatullah adalah “Pandangan Eskatologi Mulla Shadra”.
Tahun 2008 lalu, saat disertasinya diuji oleh tim penguji dari UIN Syarif Hidayatullah, Prof. DR. Azyumardi Azra pada bagian akhir acara, bertanya, “Apakah Anda penganut mazhab Syi’ah?”
“Jangan salah duga,” lanjut Azyumardi Azra.
“Saya akan bangga bila UIN berhasil meluluskan seorang doktor Syiah, karena menjadi bukti nyata bahwa lembaga ini menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi antar mazhab Islam,” lanjut Direktur Sekolah Pascasarjana UIN tersebut.
Khalid Al Walid saat itu menjawab, “Eh… Saya sama dengan Pak Haidar,” jawabnya berdiplomasi seraya menunjuk DR. Haidar Bagir yang duduk di samping Prof. DR. Mulyadhi Kartanegara yang menjadi pembimbing disertasi Khalid Al Walid. Sebagaimana diketahui, Haidar Bagir adalah tokoh Syiah di Indonesia dan selalu membela berbagai kepentingan Syiah.
Selain itu, DR Khalid Al Walid juga menjabat sebagi Dewan Syuro Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang menaungi kelompok Syiah di Indonesia.
Namun, September lalu, Ustadz Cholil Ridwan juga mengatakan, tidak ada pengurus MUI Pusat bernama Khalid Walid. Ketika ditanyakan,  apa kemungkinan ada nama Khalid Walid, seorang lulusan Qom, Iran, Cholil mengatakan tidak ada lulusan Qom di MUI.
Sementara itu, dalam daftar pengurus MUI yang tercantum dalam situs resminya, tercantum nama Dr. H. Khalid al-Walid, M.Ag yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar